Skip to main content

Ciri-ciri Kepribadian Kreatif

Csikszentmihalyi mengemukakan (1996) sepuluh pasang ciri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dealektis.

1) Pribadi Kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka bekarja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, bergantung pada situasinya.

2) Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Disatu pihak mereka juga memiliki kebijakan (wisdom), tetapi juga bias seperti anak-anak (childlike). Insight yang mendalam dapat tampak bersama-sama dengan ketidakmatangan emosional dan mental. Mereka mampu berpikir konvergen dan divergen.

3) Ciri-ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap bermain dan disiplin. Kreativitas memerlukan kerja keras, keuletan, dan ketekunan untuk menyelesaikan suatu gagasan atau karya baru dengan mengatasi rintangan yang sering dihadapi.

4) Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan dengan masa lalu. Orang sering mengira bahwa seniman kuat dalam fantasi dan imajinasi, sedangkan ilmuwan, politikus, dan orang bisnis sangat realistis. Hal ini mungkin saja dalam kegiatan rutin sehari-hari, tetapi jika terlibat dalam kerja kreatif, seniman bias sama realistisnya dengan ilmuwan, dan ilmuwan sama imajinatifnya dengan seniman.

5) Pribadi kreatifitas menunjukan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi. Seseorang perlu dapat bekerja sendiri untuk dapat “berkreasi”—menulis, melukis, melakukan eksperimen dalam laboratorium—tetapi juga penting baginya untuk bertemu dengan orang lain, bertukar pikiran, dan mengenal karya-karya orang lain.

6) Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama. Mereka puas dengan prestasi mereka tetapi biasanya tidak terlalu ingin menonjolkan apa yang telah mereka capai, dan mereka juga mengakui adanya faktor keberuntungan dalam karier mereka. Mereka lebih berminat terhadap dengan apa yang masih akan mereka lakukan.

7) Pribadi kreatif menunjukan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin). Lepas dari kedudukan gender, mereka bias sensitive dan asertif, dominant dan submisif pada saat yang sama. Perempuan kreatif pada umumnya cenderung lebih dominan dari pada perempuan lain dan pria kreatif cenderung lebih sensitive dan kurang agresif dari pada pria lainnya.

8) Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi di lain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif. Bagaimanapun, kesediaan untuk mengambil risiko dan mennggalkan keterikatan pada tradisi juga perlu.

9) Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya. Tanpa “passion” seseorang bisa kehilangan minat terhadap tugas yang sangat sulit, tetapi tanpa objektivitas, karyanya bisa menjadi kurang baik dan kehilangan kredibilitasnya.

10) Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering membuatnya menderita jika mendapat banyak kritik dan serangan terhadap hasil jeri payahnya, namun di saat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa. Keunggulan sering mengundang tentangan dari lingkungan dan pribadi kreatif bisa merasa terisolir dan seperti tidak dipahami.

Sepuluh pasang cirri-ciri yang nampaknya bertentangan ini merupakan karakteristik yang mencerminkan kepribadian kreatif. Menurut Csikszentmihalyi, setiap pasang kedua cirri yang seperti paradoksal itu diperlukan untuk menghasilkan gagasan baru atau inovasi.

Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil rsiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya, artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik dan ejekan orang lain. Merekapun tidak takut untuk berbuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau penyimpangan dari tradisi. Rasa percay diri, keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa mencapai tujuannya. Telah kita ketahui bahwa Thomas Edison mengalami kegagalan lebih dari 200 kali dalam percobaannya sebelum berhasil menemukan bola-lampu yang bermakna bagi seluruh umat manusia. Ia sendiri mengungkapkan, “Genius is 1% inspiration and 99% perspiration”.

Treffinger menyatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan, dan rencana inovatif serta produk orisinilnya telah dipikirkan matang-matang terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.

Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif. Juga, keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan—misalnya untuk dihipnotis, terjun paying atau menjajaki kota atau tempat baru.

Comments

Anonymous said…
good girl :)
Tiwi said…
thank you ^_^

Popular posts from this blog

Obsesi akan Wajah Putih Bersih

Banyak orang sekarang-sekarang ini yang mulai terobsesi dengan wajah mulus tanpa noda sedikitpun, putih bersih, dan juga terlihat cantik ataupun tampan. "Siapa juga yang tidak ingin memiliki wajah putih, bersih, mulus tanpa noda dan kerutan, juga cantik dan tampan!!" Dengan semakin banyaknya orang yang memerlukan kebutuhan akan kosmetik, krim, dan juga sanblok yang akan mereka gunakan untuk mengatasi masalah mereka akan kusamnya wajah, noda-noda yng tidak diinginkan yang terdapat dalam wajah mereka. Semakin banyak pula kosmetik yang baru-baru ini muncul dipasaran bagaikan jamur yang tumbuh di pepohonan. Semuanya menawarkan khasiat yang dapat membuat setiap konsumennya yang memakainya akan terlihat cantik atau tampan dan juga putih bersih tanpa adanya noda, dan juga kerutan-kerutan yang muncul ketika umur kita sudah mulai menua. Semuanya memberikan penawaran yang sangat menggiurkan bagi pemakainya, dan ada juga kosmetik yang dapat membuat pemakainya terlihat lebih

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF (PDD)

Autisme dalam Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) diluar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan pervasif (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas. Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical

ANOREXIA NERVOSA

Disadari atau tidak, anggapan bahwa langsing itu cantik telah melekat dalam kepala setiap orang, khususnya pada pikiran setiap wanita. Sejak kecil kita seolah didoktrin, menjadi wanita harus bertubuh langsing. Apalagi ditambah dengan banyaknya obat pelangsing yang diproduksi di pasaran. Akhirnya, tanpa disadari banyak wanita yang berlomba-lombamenjaga ketat pola makanan mereka agar terlihat langsing. Kadang begitu kelewatan sampai menimbulkan gangguan atau kelainan pola makan (eating disorders) yang disebut anorexia dan bulimia. Banyak wanita didunia yang menderita kelainan pola makan (eating disorders) seperti calista flockhart, mendiang putri Diana, para model-model di dunia juga banyak yang mengidap penyakit tersebut, dan lain sebagainya. Tren akan tubuh langsing dan kurus ini juga semakin dipicu oleh banyaknya public figure yang menganut ketat, bahkan mengalami anorexia, hingga berat badannya turun drastis. Kelainan pada pola makan ini timbul akibat rasa ketakutan pada diri ses