Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada
objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan
segera dihantarkan ke otak. Mata merupakan salah satu indra penting
dalam tubuh manusia, sebab dengan menggunakan indra penglihatan inilah manusia
dapat melihat berbagai jenis hal-hal didunia ini dan manusia tersebut dapat
mengerjakan pekerjaan apapun tanpa ada kendala. Namun apabila indra penglihatan
kita tersebut terdapat gangguan atau penyakit yang menyerang mata kita maka,
fungsi penglihatan mata kitapun akan terganggu. Sehingga kita tidak dapat
melihat objek dengan jelas.
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang
kedokteran saat ini juga telah menfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk
dari seorang dokter mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk
membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit, seperti
jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Sistem
pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses
penalaran dari seorang ahlinya dalam memecahkan masalah spesifikasi atau bisa dikatakan
merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan didalam
basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Data yang tersimpan dalam
database akan menginformasikan suatu keluhan pasien dengan akurat dan dapat
menyimpulkan jenis penyakit mata yang diderita oleh pasien.
Pada jurnal “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada
Manusia” sangat jelas dijabarkan mengenai desain data, desain proses,
implementasi sistem, kebutuhan antar muka, design diagram arus data, diagram
konteks dan sebagainya. Bagaimana cara-cara user atau pasien dalam menjalankan
sistem pakar tersebut juga dijelaskan secara terperinci dalam jurnal tersebut.
Desain Data
Dari
hasil analisis sistem yang dilakukan pada pembuatan perangkat lunak ini,
data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan class tertentu untuk memudahkan
dalam pembuatan program. Selain itu ada beberapa data yang disimpan pada tabel.
- Untuk menyimpan data tertentu pada pembuatan perangkat lunak ini dibutuhkan empat tabel yaitu :
1.
Tabel DbLogin untuk menempatkan data login user
setelah melakukan proses registrasi/pendaftaran pasien.
2.
Tabel DbPasien untuk menempatkan datadata pasien
yang menderita penyakit mata.
- Pada pembuatan perangkat lunak sistem pakar, dibuat suatu sistem yang dapat menggantikan seorang pakar yang mana sistem menjadi suatu perangkat lunak yang dapat meemberikan kesimpulan konsultasi dari pasien.
Desain Proses
Pada jurnal sistem pakar untuk
diagnonosa penyakit mata pada manusia ini, pada bagian desain prosesnya
menggunakan decision tree. Tree yang digunakan pada
penelitian ini merupakan suatu forward chaining tree. Hal tersebut
berkaitan dengan masalah diagnosis yang dibahas dalam penelitian sistem pakar
pada diagnosa penyakit mata. Pada forward chaining tree penelusuran
informasi dilakukan secara forward (kedepan) seperti yang umumnya digunakan
pada masalah-masalah diagnosis lainnya.
Dari
pernyakit mata yang diketahui, kemudian mencoba melakukan penelusuran ke depan
untuk mencari fakta-fakta yang cocok berupa gejala-gejala penyebab penyakit mata
yang bersangkutan. Pada tree tersebut dapat dilihat bagaimana suatu
gejala penyakit atau kesimpulan gejala penyakit merujuk kepada suatu jenis penyakit
tertentu, dan bagaimana beberapa gejala yang sama dapat merujuk kepada beberapa
penyakit yang berbeda. Pada penelusuran dengan metode forward chaining dapat
dilihat bahwa penelusuran kedepan untuk mengenali penyebab dan jenis penyakit
yang dialami oleh pasien, sehingga pasien dapat mengetahui penyakit mata apa
yang dialaminya.
Implementasi
Sistem
Pada jurnal
“ Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata Pada Manusia” ini juga dijelaskan
tentang rules yang digunakan dalam sistem pakar tersebut. Implementasi rules (aturan-aturan)
dalam sistem pakar untuk diagnosa penyakit mata yaitu :
Rule_1
|
IF
Gejala_A = Peradangan_mata And
|
Gejala_B = Glaukoma_akuta Then
|
Penyakit_1
= Edema_palpebra_inflamatoir
|
CNF
80
|
Rule_2
|
IF
Gejala_A = Alergi And
|
Gejala_B = Gigitan_serangga Then
|
Penyakit_2
=
|
Edema_palpebra_noninflamatoir
CNF 80
|
Rule_3
|
IF
Gejala_A = Peradangan_mata And
|
Gejala_B = Alergi Then
|
Penyakit_1
= Edema_palpebra_inflamatoir
|
CNF
85
|
Rule_4
|
IF
Gejala_A = Alergi And
|
Gejala_C = Sistimik Then
|
Penyakit_2
=
|
Edema_palpebra_noninflamatoir
CNF 80
|
Rule_5
|
IF
Gejala_B = Gigitan_serangga And
|
Gejala_C = Sistimik Then
|
Penyakit_2 = Edema_palpebra_inflamatoir
|
CNF
75
|
Rule_6
|
IF
Gejala_A = Sekret_konjungtiva And
|
Gejala_B = Alergi_kosmetik Then
|
Penyakit_3
= Dermatitis_palpebra CNF 80
|
Rule_7
|
IF
Gejala_A = Sekret_konjungtiva And
|
Gejala_B = Alergi_obat Then
|
Penyakit_3
= Dermatitis_palpebra CNF 80
|
Rule_8
|
IF
Gejala_A = Alergi_kosmetik And
|
Gejala_B = Alergi_obat Then
|
Penyakit_3
= Dermatitis_palpebra CNF 85
|
Rule_9
|
IF
Gejala_A = Kemerahan And
|
Gejala_B = Edema Then
|
Penyakit_4
= Blefaritis CNF 75
|
Rule_10
|
. .
.
|
. .
.
|
. .
.
|
. .
.
|
Rule_42
|
IF
Gejala_A =
|
Rangsangan_mekanis_pada_kornea
And
|
Gejala_B = Rasa_sakit And
|
Gejala_C = Lakrimasi And
|
Gejala_D = Fotofobi And
|
Gejala_E = Blefarospasme And
|
Gejala_F = Kekuruhan_kornea And
|
Gejala_G = Ulkus_kornea And
|
Gejala_H = Kemerahan_konjungtiva
|
Then
|
Penyakit_14
= Trikiasis
|
Kebutuhan
Antarmuka
Agar data
yang dibutuhkan oleh sistem dan data-data yang dihasilkan oleh sistem dapat diketahui
oleh user maka pada pembuatan perangkat lunak ini membutuhkan beberapa form. Form-form
yang dibutuhkan pada pembuatan perangkat lunak adalah sebagai berikut :
- Form utama yang digunakan menampilkan menu-menu dari perangkat lunak.
- Form login user (pemakai) untuk menggunakan perangkat lunak sistem pakar dimana dilihat dari level akases pemakai.
- Form registrasi (pendaftaran) pasien baru, disini pasien dapat mengisi data dan username (ID) dan password yang dapat agar dapat melakukkan proses login user untuk konsultasi/diagnosa penyakit mata.
- Form edit data pasien dan hapus data pasien, digunakan untuk mengubah data pasien dan menghapus data pasien yang tidak digunakan.
- Form yang digunakan untuk melakukan proses identifikasi jenis penyakit yaitu form aplikasi konsultasi pasien atau form sistem pakar diagnosa penyakit mata.
- Form yang digunakan untuk menampilkan semua data pasien yang telah terdaftar di perangkat lunak sistem pakar.
- Form bantuan terhadap administrator dan penggunaan perangkat lunak sistem pakar oleh pasien.
Perancangan antar muka dapat dilakukan pengujian dengan
mencoba menjalankan aplikasi program yang telah dirancang. Seorang pasien dapat
saja langsung mencoba melakukan pengujian dengan diawali mendaftar sebagai
pasien, kemudian mendapatkan ID (nama penggunaan sistem) dan password. Selanjutnya
pasien langsung dapat berkonsultasi dengan perangkat lunak sistem pakar
tersebut. Setelah konsultasi, maka sistem akan menghasilkan suatu kesimpulan
penyakit pasien.
Design
Diagram Arus Data
Data flow diagram (DFD)
atau diagram arus data merupakan suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang
menggunakan sejumlah bentukbentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data
mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini
menekankan pada data, situasinya justru sebaliknya: penekanannya ada pada
proses. Data flow siagram (DFD) yang digunakan dalam sistem pakar untuk
mendiagnosis penyakit mata pada manusia ini yaitu DFD (Data Flow Diagram)
level 1. DFD level 1 merupakan definisi dari diagram kontek untuk melihat lebih
jelas proses sistem yang terjadi pada sistem pakar diagnose penyakit mata. Dapat
dilihat bahwa DFD level 1 (satu) memiliki beberapa proses untuk diagnosa mata diantaranya
adalah proses pemasukkan data gejala dilakukan oleh admin sistem,
kemudian proses konsultasi masuk pada proses penelusuran penyakit dan di
diagnosa oleh system engineer, agar menghasilkan suatu kesimpulan maka
proses diagnosa mengirim hasil tersebut ke pasien.
Diagram
Konteks
Diagram
konteks bertujuan untuk melihat informasi sistem pakar diagnosa penyakit mata pada
proses sistem secara keseluruhan. Pada diagram kontek ini terdapat 3 sistem yang
mempengaruhi pemprosesan untuk mendiagnosa penyakit mata pada manusia, diantaranya
adalah:
- Pakarnya (dokter/admin sistem) dapat berfungsi sebagai administrator untuk memasukkan data-data baru mengenai gejala dan jenis penyakit.
- User (pemakai sistem pakar) adalah pasien yang berkonsultasi dengan sistem pakar lunak diagnosa penyakit mata.
- System Engineer (mesin sistem pakar) untuk mengelolah dan mempresentasikan jenis penyakit dan mengelolah rules (aturan-aturan) gejala menjadi jenis penyakit.
Pada jurnal
“Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia” ini sangat jelas
dijabarkan bagaimana cara seseorang pasien yang ingin berkonsultasi tentang
penyakit mata yang dialaminya melalui sistem pakar tersebut. Jurnal ini menjelaskan
dengan rinci bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan sistem layanan
konsultasi mata ini, dengan sistem pakar tersebut. Setiap langkah-langkah dari
login dalam layanan tersebut hingga melakukan konsultasi sehingga pasien dapat
mengetahui apa penyakit mata yang dialaminya tersebut, dijelaskan secara
lengkap dan disertai dengan tampilan gambar-gambar yang dapat lebih rinci
menjelaskan tentang sistem pakar tersebut.
Selain itu juga dalam jurnal “Sistem Pakar Untuk Diagnosa
Penyakit Mata Pada Manusia juga dijelaskan metode apa saja yang digunakan dalam
menciptakan sistem pakar tersebut. Dalam desain proses jurnal ini menggunakan
metode decision tree. Tree yang
digunakan pada penelitian ini merupakan suatu forward chaining tree. Dalam
decision tree tersebut dijelakan dalam bentuk tabel mengenai bermacam-macam gejala-gejala
penyakit mata dibagian kirinya dan dibagian kanan terdapat tabel yang
menunjukkan penyakit-penyakit mata yang disebabkan dari gejala-gejala tersebut.
Sistem ini sempat diujikan kepada 5 pasien yang menderita penyakit Edema Palpepbra
(sesuai dengan hasil diagnosa dokter mata).
Pada sistem pakar tersebut memiliki kelebihan yaitu pasien
dapat langsung berkonsultasi dengan sistem perangkat lunak tanpa harus berkonsultasi
dengan seorang pakarnya (dokter mata) dengan syarat harus mendaftarakan diri sebagai
pasien dan mendapatkan account login. Hasil diagnosa dapat menampilkan
beberapa kemungkinan jenis penyakit mata pada manusia.
Namun pada sistem pakar tersebut, selain memiliki kelebihan
seperti yang dijelaskan diatas, sistem pakar ini juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu: Sistem hanya dapat mengenali dan mendiagnosa jenis penyakit
mata yang ada dalam tabel kebenaran penyakit yang terdapat dalam sistem pakar tersebut.
Sistem hanya dapat mendiagnosa satu pasien dalam melakukan konsultasi, dan
dapat mengulangi kembali konsultasi dengan login sistem.
SUMBER :
Hamdani.2010.Jurnal Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata
Pada Manusia. http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/07/02-jurnal
informatika -mulawarman-juni2010-v-1-1.pdf. Samarinda: Universitas
Mulawarman, Diakses Tanggal: 6 May 2012
Comments
this post was great. I don't know who you are but certainly you are going to a famous blogger if you are not already ;) Cheers!
my web blog seo specialist
I don't know who you are but certainly you are going to a famous blogger if you are not already ;) Cheers!
Here is my website - seo specialist
my site > seo expert
also not quite sure how to connect the terminal end of
the depthfinder to the battery. There are
split ends with +/- on the cable. I bought "battery charger and testing clamps" and
wondering if I those would work. Thanks!.
Look at my web blog Susan Antwone
Sama-sama, senang kalo bisa membantu, hayo join di website ku ini, biar kita bisa saling sharing ^_^
oiya jgn lupa untuk mencantumkan sumber refrensinya iya, dan juga link site ini hehehe... ^_^