Skip to main content

AUTISME DAN CACAT MENTAL HARAPAN YANG REALISTIK BAGI MASA DEPAN

Sebelum kita membicarakan penyimpangan jenis kognitif pada penyandang autism muda, perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya cacat mental yang juga sering ditemukan pada anak-anak penyandang autism. Sebagian besar penyandang autisme juga menderita cacat mental dalam tingkat sedang atau parah (60% memiliki IQ dibawah 50, sementara nilai 100 dianggap sebagai nilai rata-rata). Tingkat cacat mental menentukan tingkat harapan terhadap masa depan (tanpa menjadi terlalu fatalistis).

1. Orang yang menyandang cacat mental ringan mencapai nilai antara 52 dan 67 dalam tes IQ. Pada usia 9 tahun, anak-anak penyandang cacat mental ringan telah mencapai suatu tingkat kemandirian yang dapat dicapai oleh penyandang keterbelakangan mental dewasa yang parah beberapa tahun belakangan mental parah beberapa tahun kemudian.Sebagai contoh, mereka dapat berpakaian dan mengusahakan sendiri kebersihan diri mereka. Penyandang autism dalam kelompok ini cenderung memiliki kemampuan yang paling beragam. Beberapa anak memiliki kemampuan-kemampuan puncak khusus yang nantinya dapat mereka kembangkan sebagai pegangan hidup. Anak-anak autistic yang memiliki kemampuan “puncak” musical, sebagai contoh, mungkin bisa antara lain menjadi penyetem piano.

2. Nilai tes IQ penderita keterbelakangan mental tingkat sedang merosot hingga antara 36 sampai 51. Perilaku penyesuaian diri penderita keterbelakangan tingkat sedang dapat meliputi makan, mandi dan berpakaian sendiri, dan komunikasi dalam percakapan sederhana serta membaca secara terbatas. Kemampuan bekerja terbatas pada tugas-tugas rutin.

3. Cacat mental berat dikaitkan dengan nilai IQ anatara 20 sampai 35, dan fungsi kemandirian hanya diharapkan pada bidang-bidang terbatas, seperti mencuci muka dan tangan atau melakukan perintah-perintah sederhana. Kemampuan sosial dan komunikasi sangat terbatas dan kegiatan kejuruan membutuhkan pengawasan yang hati-hati.

4. Mereka yang memiliki tingkat IQ 19 kebawah dianggap sangat belakang.


Sumber : Theo Peeters.2004.Panduan Autisme Terlengkap.Jakarta:Dian Rakyat

Comments

Popular posts from this blog

ANOREXIA NERVOSA

Disadari atau tidak, anggapan bahwa langsing itu cantik telah melekat dalam kepala setiap orang, khususnya pada pikiran setiap wanita. Sejak kecil kita seolah didoktrin, menjadi wanita harus bertubuh langsing. Apalagi ditambah dengan banyaknya obat pelangsing yang diproduksi di pasaran. Akhirnya, tanpa disadari banyak wanita yang berlomba-lombamenjaga ketat pola makanan mereka agar terlihat langsing. Kadang begitu kelewatan sampai menimbulkan gangguan atau kelainan pola makan (eating disorders) yang disebut anorexia dan bulimia. Banyak wanita didunia yang menderita kelainan pola makan (eating disorders) seperti calista flockhart, mendiang putri Diana, para model-model di dunia juga banyak yang mengidap penyakit tersebut, dan lain sebagainya. Tren akan tubuh langsing dan kurus ini juga semakin dipicu oleh banyaknya public figure yang menganut ketat, bahkan mengalami anorexia, hingga berat badannya turun drastis. Kelainan pada pola makan ini timbul akibat rasa ketakutan pada diri ses

Narsis atau Narsisistik ?? Apa Kalian Narsis?

What is the Meaning of Narcissistic ??? Mungkin itu yang selalu menjadi pertanyaan banyak orang, apa sih narsis itu? Kebanyakan dari orang-orang baik remaja, anak-anak, bahkan dewasa mengartikan narsis sebagai suatu hal yang biasa di lakukan seseorang secara berlebihan ketika orang tersebut senang melakukan suatu hal secara terus-menerus, misalnya saja ada beberapa gadis remaja yang senang sekali berfoto-foto di mana saja dengan gaya-gaya yang lucu atau dengan gaya seperti mebuat tanda V dengan jarinya ketika berfoto, atau memanyunkan bibirnya ketika berfoto baik berfoto-foto dengan teman-temannya ataupun seorang diri yang kemudian foto tersebut akan diunggahnya ke sosial media ataupun menjadi koleksi pribadi. Atau ketika seseorang senang sekali membuat foto dirinya sendiri di setiap kesempatan, maka kebanyakan orang akan menggap orang tersebut memiliki sifat NARSIS, karena suka foto-foto sendiri di manapun dan memamerkannya di sosial media. Atau ketika ada seseorang yang

Kepribadian Narsisistik

Berbeda dengan seseorang yang di katakan Narsis  pada umumnya . Karena Narsisistik bukanlah hanya seperti selalu mengaca setiap ada cermin atau suka berfoto-foto baik seorang diri ataupun dengan teman-temannya. Melainkan lebih luas dari hal tersebut, karena orang yang dikatakan memiliki gangguan kepribadian narsistik atau narsis adalah seseorang yang memiliki gangguan psikologis tepatnya pada kepribadian orang tersebut. Seperti yang saya kemukakan pada artikel sebelumnya yakni  http://snowytiwi.blogspot.com/2013/08/narsis-atau-narsisistik-apa-kalian.html