Skip to main content

Kepribadian Narsisistik

Berbeda dengan seseorang yang di katakan Narsis pada umumnya. Karena Narsisistik bukanlah hanya seperti selalu mengaca setiap ada cermin atau suka berfoto-foto baik seorang diri ataupun dengan teman-temannya. Melainkan lebih luas dari hal tersebut, karena orang yang dikatakan memiliki gangguan kepribadian narsistik atau narsis adalah seseorang yang memiliki gangguan psikologis tepatnya pada kepribadian orang tersebut. Seperti yang saya kemukakan pada artikel sebelumnya yakni http://snowytiwi.blogspot.com/2013/08/narsis-atau-narsisistik-apa-kalian.html
Menurut APA, 2010 (dalam Nevid, Rathus, Greend; 2008) gangguan kepribadian narsistik ditemukan kurang dari 1% dalam populasi umum. Walaupun lebih dari setengah orang yang didiagnosis dengan gangguan ini adalah laki-laki, kita tidak dapat mengatakan bahwa ada perbedaan gender yang mendasar pada tingkat prevalansi dalam populasi umum. Derajat tertentu dari narsisisme dapat mencerminkan penyesuaian diri yang sehat akan rasa tidak aman, sebuah tameng terhadap kritik dan kegagalan, atau motif untuk berprestasi (Goleman, 1999; dalam Nevid,Rathus & Greene, 2005).
Orang dengan kepribadian narsisistik cenderung:
1.    terpaku pada fantasi akan keberhasilan dan kekuasaan,
2.   cinta yang ideal, atau
3.   pengakuan akan kecerdasan atau kecantikan.
Mereka seperti orang dengan kepribadian histrionic, mengejar karier dimana mereka bisa mendapatkan pemujaan, seperti modeling, acting, atau politik. Namun terkadang mereka juga merasa iri dengan orang lain yang lebih berhasil dibandingkan mereka. Ambisi yang serakah membuat mereka mendedikasikan diri untuk bekerja tanpa lelah. Mereka terdorong untuk berhasil, bukan untuk mendapatkan uang melainkan untuk mendapatkan pemujaan yang menyertai kesuksesan.

Hubungan interpersonal selalu berantakan karena adanya tuntutan yang dipaksakan oleh orang dengan kepribadian narsisistik kepada orang lain dank arena kurangnya empati serta kepedulian mereka terhadap orang lain. Namun minat mereka terhadap orang lain hanya bersifat satu sisi, yakni mereka mencari orang yang mau melayani minat mereka dan memelihara rasa self-importance mereka (Goleman, 1988b; dalam Nevid,Rathus & Greene, 2005). Mereka memiliki perasaan berhak yang membuat mereka merasa bisa mengeksploitasi orang lain.

Sumber Refrensi: Nevid, Rathus & Greene. 2005. Psikologi Abnormal.Jakarta: Erlangga

Comments

Popular posts from this blog

ANOREXIA NERVOSA

Disadari atau tidak, anggapan bahwa langsing itu cantik telah melekat dalam kepala setiap orang, khususnya pada pikiran setiap wanita. Sejak kecil kita seolah didoktrin, menjadi wanita harus bertubuh langsing. Apalagi ditambah dengan banyaknya obat pelangsing yang diproduksi di pasaran. Akhirnya, tanpa disadari banyak wanita yang berlomba-lombamenjaga ketat pola makanan mereka agar terlihat langsing. Kadang begitu kelewatan sampai menimbulkan gangguan atau kelainan pola makan (eating disorders) yang disebut anorexia dan bulimia. Banyak wanita didunia yang menderita kelainan pola makan (eating disorders) seperti calista flockhart, mendiang putri Diana, para model-model di dunia juga banyak yang mengidap penyakit tersebut, dan lain sebagainya. Tren akan tubuh langsing dan kurus ini juga semakin dipicu oleh banyaknya public figure yang menganut ketat, bahkan mengalami anorexia, hingga berat badannya turun drastis. Kelainan pada pola makan ini timbul akibat rasa ketakutan pada diri ses

Narsis atau Narsisistik ?? Apa Kalian Narsis?

What is the Meaning of Narcissistic ??? Mungkin itu yang selalu menjadi pertanyaan banyak orang, apa sih narsis itu? Kebanyakan dari orang-orang baik remaja, anak-anak, bahkan dewasa mengartikan narsis sebagai suatu hal yang biasa di lakukan seseorang secara berlebihan ketika orang tersebut senang melakukan suatu hal secara terus-menerus, misalnya saja ada beberapa gadis remaja yang senang sekali berfoto-foto di mana saja dengan gaya-gaya yang lucu atau dengan gaya seperti mebuat tanda V dengan jarinya ketika berfoto, atau memanyunkan bibirnya ketika berfoto baik berfoto-foto dengan teman-temannya ataupun seorang diri yang kemudian foto tersebut akan diunggahnya ke sosial media ataupun menjadi koleksi pribadi. Atau ketika seseorang senang sekali membuat foto dirinya sendiri di setiap kesempatan, maka kebanyakan orang akan menggap orang tersebut memiliki sifat NARSIS, karena suka foto-foto sendiri di manapun dan memamerkannya di sosial media. Atau ketika ada seseorang yang