Anak-anak dan remaja dapat menderita gangguan mood, termasuk gangguan bipolar dan depresi mayor. Seperti orang dewasa yang depresi, anak-anak dan remaja ini memiliki perasaan tidak berdaya , pola berpikir yang lebih terdistorsi, kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri sehubungan dengan kejadian-kejadian negatif, serta self esteem, self-confidence, dan persepsi akan kompetensi yang lebih rendah dibandingkan teman-teman sebayanya yang tidak depresi. Mereka sering melaporkan adanya episode kesedihan dan menangis, merasa apatis, sulit tidur, lelah dan kurang nafsu makan. Mereka juga punya pikiran-pikiran bunuh diri dan bahkan mencoba untuk bunuh diri. Namun depresi pada anak-anak juga memiliki cirri yang berbeda, seperti menolak masu sekolah, takut akan kematian orang tua, dan terikat pada orang tua. CD, masalah akademik, keluhan fisik, bahkan hiperaktivitas dapat bersumber dari depresi yang tidak disadari. Diantara para remaja, agresivitas dan perilaku seksual yang berlebihan juga dapat menjadi tanda adanya depresi.
Satu hal yang harus kita ketahui yaitu bahwa anak-anak atau remaja yang depresi mungkin gagal untuk melabel perasaan mereka sebagai depresi. Anak-anak yang depresi juga kurang memiliki berbagai keterampilan, termasuk keterampilan akademik, atletik, dan sosial. Mereka merasa kesulitan untuk berkonsentrasi disekolah dan mengalami hendaya memori sehingga sulit untuk meningkatkan nilai mereka. Mereka sering menyembunyikan atau menyimpan sendiri perasaan-perasaan mereka dan menyebabkan orang tua tidak menyadari masalah yang
Depresi dengan tingkat sedang dapat bertahan sampai beberapa tahun dan amat mempengaruhi prestasi sekolah dan fungsi sosial. Depresi pada remaja dapat diasosiasikan dengan meningkatnya risiko terjadinya episode depresi mayor di masa mendatang dan percobaan bunuh diri pada masa dewasa. Sekitar tiga dari empat anak yang mengalaminya lagi di masa depan.
Sumber : Nevid Rathus Greene.2003.Psikologi Abnormal.Jakarta:Erlangga
Comments