Enuresis berasal dari bahasa Yunani en-, yang berarti “di dalam” dan ouron, yang berarti “urine”. Enuresis adalah kegagalan untuk mengontrol BAK (Buang Air Kecil) setelah seseorang mencapai usia “normal” untuk mampu melakukan kontrol. Konsepsi tentang usia berapa yang normal untuk mencapai kontrol dapat berbeda diantara para pakar klinis. Enuresis seperti halnya gangguan perkembangan lain, lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Enuresis diperkirakan mempengaruhi 7% anak laki-laki dan 3% anak perempuan usia 5 tahun. Gangguan ini biasanya hilang dengan sendirinya pada usia remaja atau sebelumnya, walaupun pada 1% kasus masalah ini berlanjut sampai dewasa (APA,2000; Nevid Rathus Greene,2003).
Enuresis dapat terjadi selama masa tidur mala saja, selama anak terjaga saja, atau keduanya. Enuresis saat tidur malam saja adalah tipe yang paling umum, dan enuresis yang muncul saat tidur disebut mengompol. Melakukan kontrol kemih pada malam hari lebih sulit dari pada melakukannya pada siang hari. Bila tidur pada malam hari anak-anak harus belajar untuk bangun bila mereka merasa ada tekanan dari kemih yang penuh dan kemudian pergi kekamar mandi
untuk buang air kecil. Makin muda usia anak saat ”dilatih”, makin besar kemungkinannya ia akan mengompol. Mengompol ditempat tidur biasanya muncul selama tahapan tidur yang paling dalam dan dapat mencerminkan ketidak matangan dari system saraf. Diagnosis enuresis diterapkan pada kasus-kasus mengompol ditempat tidur atau buang air kecil di pakaian pada siang hari yang dilakukan berulang kali pada anak-anak yang berusia minimal 5 tahun.
Comments