Skip to main content

Kecemasan dan Depresi

Kecemasan dan ketakutan merupakan cirri normal pada masa kanak-kanak, seperti halnya pada kehidupan orang dewasa. Kecemasan dianggap tidak normal bila berlebihan dan menghambat fungsi akademik dan sosial atau menjadi menyusahkan atau persisten. Anak-anak juga seperti orang dewasa, dapat mengalami berbagai macam jenis gangguan kecemasan yang dapat didiagnosis, termasuk fobia spesifik, fobia sosial, gangguan kecemasanmenyeluruh, PTSD, dan gangguan mood, termasuk depresi mayor, dan gangguan bipolar.

Anak-anak dapat pula menunjukkan pola penolakan terhadap interaksi sosial yang lebih umum yang merupakan cirri gangguan kepribadian menghindar. Walaupun anak-anak yang secara sosial menolak atau memiliki gangguan kecemasan sosial (juga disebut fobia sosial) dapat memiliki hubungan yang hangat dengan anggota keluarga, mereka cenderung pemalu dan menarik diri dari orang-orang lain. Penolakan mereka terhadap orang-orang diluar anggota keluarga mempengaruhi perkembangan hubungan sosial mereka dengan teman sebaya, masalah tersebut cenderung berkembang setelah ketakutan yang normal terhadap orang asing menghilang, pada usia 2,5 tahun atau lebih. Rasa tertekan yang mereka alami saat berkumpul dengan anak-anak lain disekolah dapat pula mempengaruhi kemajuan akademik mereka.

Menderita gangguan kecemasan sosial selama masa remaja atau dewasa awal akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembangnya gangguan depresi dikemudian hari (Stein dkk., 2001; Nevid Rathus Greene., 2003).

Diperkirakan 8%-9% anak-anak usia 10-13 tahun pernah mengalami depresi mayor selama setahun (Goleman,1994a; Nevid Rathus Greene, 2003). Walaupun jarang, depresi mayor bahkan ditemukan pula pada anak-anak prasekolah. Meskipun tidak ada perbedaan gender dalam risiko munculnya depresi pada masa kanak-kanak, perbedaan gender yang jelas tampak setelah usia 15 tahun, dimana jumlah remaja perempuan yang mengalami depresi dua kali lebih banyak daripada laki-laki.


Sumber : Nevid Rathus Greene.2003.Psikologi Abnormal.Jakarta:Erlangga

Comments

Popular posts from this blog

Obsesi akan Wajah Putih Bersih

Banyak orang sekarang-sekarang ini yang mulai terobsesi dengan wajah mulus tanpa noda sedikitpun, putih bersih, dan juga terlihat cantik ataupun tampan. "Siapa juga yang tidak ingin memiliki wajah putih, bersih, mulus tanpa noda dan kerutan, juga cantik dan tampan!!" Dengan semakin banyaknya orang yang memerlukan kebutuhan akan kosmetik, krim, dan juga sanblok yang akan mereka gunakan untuk mengatasi masalah mereka akan kusamnya wajah, noda-noda yng tidak diinginkan yang terdapat dalam wajah mereka. Semakin banyak pula kosmetik yang baru-baru ini muncul dipasaran bagaikan jamur yang tumbuh di pepohonan. Semuanya menawarkan khasiat yang dapat membuat setiap konsumennya yang memakainya akan terlihat cantik atau tampan dan juga putih bersih tanpa adanya noda, dan juga kerutan-kerutan yang muncul ketika umur kita sudah mulai menua. Semuanya memberikan penawaran yang sangat menggiurkan bagi pemakainya, dan ada juga kosmetik yang dapat membuat pemakainya terlihat lebih

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF (PDD)

Autisme dalam Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) diluar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan pervasif (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas. Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical

ANOREXIA NERVOSA

Disadari atau tidak, anggapan bahwa langsing itu cantik telah melekat dalam kepala setiap orang, khususnya pada pikiran setiap wanita. Sejak kecil kita seolah didoktrin, menjadi wanita harus bertubuh langsing. Apalagi ditambah dengan banyaknya obat pelangsing yang diproduksi di pasaran. Akhirnya, tanpa disadari banyak wanita yang berlomba-lombamenjaga ketat pola makanan mereka agar terlihat langsing. Kadang begitu kelewatan sampai menimbulkan gangguan atau kelainan pola makan (eating disorders) yang disebut anorexia dan bulimia. Banyak wanita didunia yang menderita kelainan pola makan (eating disorders) seperti calista flockhart, mendiang putri Diana, para model-model di dunia juga banyak yang mengidap penyakit tersebut, dan lain sebagainya. Tren akan tubuh langsing dan kurus ini juga semakin dipicu oleh banyaknya public figure yang menganut ketat, bahkan mengalami anorexia, hingga berat badannya turun drastis. Kelainan pada pola makan ini timbul akibat rasa ketakutan pada diri ses