Teoretikus psikoanalisis berpendapat bahwa kecemasan-kecemasan dan ketakutan pada masa kecil, seperti yang terjadi pada orang dewasa, melambangkan konflik-konflik yang tidak disadari. Teoretikus kognitif memfokuskan pada peran bias-bias kognitif yang mendasari reaksi kecemasan. Sebagai dukungan terhadap model kognitif, para peneliti menemukan bahwa anak-anak sangat cemas menunjukkan bias-bias kognitif dalam mengolah informasi, seperti menginterpretasikan situasi-situasi yang ambigu sebagai mengancam, mengharapkan hasil yang negative, meragukan kemampuan mereka dalam berhadapan dengan situasi bermasalah, melakukan self-talk yang negative.
Teoretikus menyatakan bahwa munculnya kecemasan menyeluruh dapat menyentuh tema-tema yang luas seperti ketakutan akan penolakan atau kegagalan yang dibawa pada berbagai situasi.
Ketakutan terhadap penolakan atau self-perception yang tidak adekuat dapat digeneralisasikan pada hampir seluruh area interaksi sosial dan prestasi. Faktor genetis dapat pula memegang peranan dalam kecemasan akan perpisahan dan gangguan kecemasan lain (Coyle,2001; Nevid Rathus Greene, 2003).
Sumber : Nevid Rathus Greene.2003.Psikologi Abnormal.Jakarta:Erlangga
Comments