Skip to main content

PENGERTIAN DISLEKSIA

Disleksia, istilah yang berasal dari bahasa Yunani dys artinya buruk, dan lexicon artinya "dalam kata-kata". Disleksia mungkin gangguan yang paling umum dari gangguan belajar (learning disorder) (juga disebut ketidak mampuan belajar) (shaywitz,1998; Nevis Rathus Greene, 2003). Disleksia merupakan 80% dari kasus gangguan belajar dan terjadi pada individu-individu yang mengalami kesulitan membaca walaupun mereka memiliki intelegensi rata-rata. Pada orang-orang yang mengalami retardasi mental melibatkan keterlambatan secara umum dalam perkembangan intelektual, namun yang terkadi pada orang-orang dengan gangguan belajar,sebaliknya hal tersebut dapat merupakan orang yang pandai, mungkin berbakat namun menunjukkan perkembangan yang buruk dalam kemampuan membaca, matematika, atau menulis hingga menghambat prestasi sekolah atau fungsi sehari-hari. Gangguan belajar cenderung menjadi gangguan kronis yang selanjutnya, mempengaruhi perkembangan sampai masa dewasa. Anak-anak dengan gangguan belajar cenderung berprestasi buruk disekolah. Mereka sering di nilai gagal oleh guru dan keluarga mereka. Tidak mengherankan sebagian besar dari mereka mengembangkan ekspektasi yang rendah dan bermasalah dengan self esteem.

Definisi resmi sekarang yang dipakai oleh National Institute of Child Healt adalah:
Disleksia adalah gangguan spesifik berbasis bahasa, yang bersifat bawaan dan ditandai dengan kesulitan mengartikan satu kata tunggal, yang biasanya mencerminkan kemampuan pemrosesan fonologis yang tidak memadai. Kesulitan mengartikan satu kata tunggal ini seringkali tak terduga jika dikaitkan dengan usia serta kemampuan kognitif dan akademis lainya; kesulitan ini bukanlah akibat dari kesulitan umum yang berkaitan dengan perkembangan atau kerusakan indera fisik. Disleksia ditunjukkan dengan kesulitan berbeda-beda dalam berbagai bentuk bahasa, yang sering kali mencakup juga, selain masalah dalam membaca, suatu masalah mencolok dalam menguasai keterampilan menulis dan mengeja (Lyons, 1996,34).


Sumber : Nevid, Jeffrey S; Rathus, Spencer A.;Greene, Beverly.2003.Psikologi

Abnormal.Jakarta:Erlangga

Living with Dyslexia. http://books.google.co.id/books?id=UKG_OXKf7oYC&pg=PA64&

dq=gangguan+DISLEKSIA&cd=1#v=onepage&q=gangguan%20DISLEKSIA&f=false


Comments

Popular posts from this blog

Obsesi akan Wajah Putih Bersih

Banyak orang sekarang-sekarang ini yang mulai terobsesi dengan wajah mulus tanpa noda sedikitpun, putih bersih, dan juga terlihat cantik ataupun tampan. "Siapa juga yang tidak ingin memiliki wajah putih, bersih, mulus tanpa noda dan kerutan, juga cantik dan tampan!!" Dengan semakin banyaknya orang yang memerlukan kebutuhan akan kosmetik, krim, dan juga sanblok yang akan mereka gunakan untuk mengatasi masalah mereka akan kusamnya wajah, noda-noda yng tidak diinginkan yang terdapat dalam wajah mereka. Semakin banyak pula kosmetik yang baru-baru ini muncul dipasaran bagaikan jamur yang tumbuh di pepohonan. Semuanya menawarkan khasiat yang dapat membuat setiap konsumennya yang memakainya akan terlihat cantik atau tampan dan juga putih bersih tanpa adanya noda, dan juga kerutan-kerutan yang muncul ketika umur kita sudah mulai menua. Semuanya memberikan penawaran yang sangat menggiurkan bagi pemakainya, dan ada juga kosmetik yang dapat membuat pemakainya terlihat lebih

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF (PDD)

Autisme dalam Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) diluar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan pervasif (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas. Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical

ANOREXIA NERVOSA

Disadari atau tidak, anggapan bahwa langsing itu cantik telah melekat dalam kepala setiap orang, khususnya pada pikiran setiap wanita. Sejak kecil kita seolah didoktrin, menjadi wanita harus bertubuh langsing. Apalagi ditambah dengan banyaknya obat pelangsing yang diproduksi di pasaran. Akhirnya, tanpa disadari banyak wanita yang berlomba-lombamenjaga ketat pola makanan mereka agar terlihat langsing. Kadang begitu kelewatan sampai menimbulkan gangguan atau kelainan pola makan (eating disorders) yang disebut anorexia dan bulimia. Banyak wanita didunia yang menderita kelainan pola makan (eating disorders) seperti calista flockhart, mendiang putri Diana, para model-model di dunia juga banyak yang mengidap penyakit tersebut, dan lain sebagainya. Tren akan tubuh langsing dan kurus ini juga semakin dipicu oleh banyaknya public figure yang menganut ketat, bahkan mengalami anorexia, hingga berat badannya turun drastis. Kelainan pada pola makan ini timbul akibat rasa ketakutan pada diri ses